Showing posts with label HORTIKULTURA. Show all posts
Showing posts with label HORTIKULTURA. Show all posts
Saturday, April 18, 2020
POC Nasa
Saturday, April 18, 2020
HORTIKULTURA, ORGANIK, PERTANIAN, PUPUK, TANAMAN PANGAN, TEKNIK BUDIDAYA
No comments
Hormonik
Saturday, April 18, 2020
HORTIKULTURA, ORGANIK, PERTANIAN, PETERNAKAN, PUPUK, TANAMAN PANGAN, TEKNIK BUDIDAYA
No comments
Tuesday, October 24, 2017
Teknis Budidaya LADA Dengan Produk NASA
Cara menanam tanaman Lada dengan Produk NASA adalah sebagai berikut :
A. SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
Curah hujan 2.000-3.000 mm/th. Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
Suhu udara 200C – 34 0C. Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan
optimal antara 60% – 80% RH. Terlindung dari tiupan angin yang terlalu
kencang.
2. Media
Tanam Subur dan kaya bahan organik Tidak tergenang atau terlalu kering
pH tanah 5,5-7,0 Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik,
Lateritic, Latosol dan Utisol. Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300. Ketinggian tempat 300-1.100 m
dpl.
C. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1.
Pembibitan Terjamin kemurnian jenis bibitnya Berasal dari pohon induk
yang sehat Bebas dari hama dan penyakit Berasal dari kebun induk
produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000
bibit tanaman perhektar)
2.
Pengolahan Media Tanam a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu Dosis kapur pertanian
: Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha. Lempung: pH
Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH
Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha. Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6
ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 =
3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha. Cangkul 2, haluskan dan
ratakan tanah
3. Teknik
Penanaman Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m).
Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain. Lubang tanam dibuat limas
ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam. Waktu penanaman
sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim
hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore. Cara penanaman :
menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian
belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas. Taburkan
pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur
pupuk dasar : NPK 20 gram/tanaman. Untuk tanah kurang subur ditambahkan
10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman. Segera setelah
ditutup, disiram SUPERNASA Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per
tanaman. Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter
(2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air
diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. Pemberian
SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
1.
Pengikatan Sulur Panjat Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali.
Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh
besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
2. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
3.
Perempalan Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada: Batang, dahan,
ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.
Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif Batang yang
sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.
4.
Pemupukan Susulan Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atauPOC NASA (3- 4
tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 – 4 minggu sekali. Pupuk
makro diberikan sebagai berikut : Umur (bln) Pupuk makro (gram/pohon)
Urea SP 36 KCl 3-4 35 15 20 4-5 35 20 25 5-6 35 25 30 6-17 35 30 35
5. Pengairan dan Penyiraman Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
6. Pemberian Mulsa Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.
7.
Penggunaan Tajar ( Ajir) Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu.
Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan
batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar
2,5-3 m.
E. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis) Ciri: berwarna hitam, ukuran
3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan
cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa
ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong
cabang batang; penyemprotan PESTONA. Hama bunga Ciri: Serangga dewasa
berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya,
ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga
dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan
kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian:
penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan
bunga. Hama buah Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya
tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga
dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya
biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus
hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan
daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
2. Penyakit
Penyakit busuk pangkal batang (BPP) Penyebab: jamur Phytopthora
Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian
yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis
coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu
(berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB.
Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta
serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin
berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai
menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam.
Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi
dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang,
pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum
dan sesudah tanam. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata
dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810,
dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma)
agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810,
dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
F. PANEN
1. Ciri dan
Umur Panen Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri:
tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna
kuning atau merah).
2. Cara
Panen Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan
mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
3. Periode Panen Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.
TEKNIS BUDIDAYA DURIAN DENGAN PRODUK ORGANIK NASA
Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah prospek usaha agribisnis yang bagus. Cara bertanam durian yang baik merupakan pintu gerbang untuk menuju sukses. PT. Natural Nusantara membantu alternatif solusi bagaimana teknis budidaya durian secara intensif, sehingga terjadi peningkatan hasil secara K- 3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.
SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl,intensitas cahaya 40-50 %, dengan suhu 22-30 0C, curah hujan ideal 1.500 – 2.500 mm per-tahun. Tanah yang cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6 – 7.
PEMBIBITAN
Pilih bibit tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak, batang kokoh, bebas hama & penyakit, percabangan 2-4 arah dan ada tunas baru
PERSIAPAN LAHAN
Pembukaan lahan sebaiknya pada musim kemarau. Bersihkan alang-alang dan gulma lain serta tanaman keras yang mengganggu masuknya sinar matahari. Lahan miring sebaiknya dibuat terasering. Buat saluran-saluran pembuangan air. Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan persiapan lahan :
- Jarak Tanam Jarak tanam yang umum 8 x 12 m atau 10 x 10 m
- Tanaman pelindung diperlukan jika budidaya dilakukan dalam Skala luas di tempat terbuka,tanaman yang bisa digunakan antara lain lamtoro, turi, gamal, sengon atau pepaya. Tanaman pelindung ditanam setelah penyiapan lahan.
- Lubang Tanam ukuran 50 cm2. Pisahkan tanah bagian atas dengan bagian bawah dan biarkan selama + 2 minggu. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang matang 20 kg + 5 gr Natural GLIO + 10 kg Dolomit sampai rata sebagai media tanam, kemudian masukkan campuran tersebut ke dalam lubang tanam dan biarkan 1 minggu sebelum bibit ditanam.
PENANAMAN
Penanaman yang ideal pada awal musim hujan. Gali lubang tanam yang berisi campuran media tanam sesuai ukuran bibit. Ambil bibit dan buka plastik pembungkus tanah secara hati-hati. Tanam bibit sebatas leher akar tanpa mengikutkan batangnya. Siram air secukupnya setelah selesai tanam. Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman . 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk lalu siramkan setiap pohon atau siramkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air per pohon.
PENGAIRAN
Pengairan dilakukan sejak awal pertumbuhan sampai tanaman berproduksi. Pada waktu berbunga, penyiraman dikurangi. Penyiraman paling baik pagi hari.
PEMANGKASAN
Pangkas terhadap tunas-tunas air, cabang atau ranting yang sudah mati dan terserang hama penyakit, serta ranting-ranting yang tidak terkena sinar matahari. Ketika tanaman mencapai ketinggian tertentu 4-5 m, pucuk tanaman dipangkas. Durian dengan teknologi organik NASA
PEMUPUKAN
Dosis dan jenis pupuk tergantung pada jenis dan kesuburan tanah atau sesuai rekomendasi setempat, misal sebagai berikut : Umur (Hari) Pukan (kg/ph) NPK (kg/ph) Frekuensi per-tahun 1-3 30-50 0.5-1.0 3-4 4-6 75-150 1.5-2.5 2-3 15-10 200-300 3.0-5.0 1-2 Pemupukan sejak awal pertumbuhan sampai tahun ke-3 dengan pupuk NPK yang kadar N tinggi. Waktu pemupukan pupuk kandang sekali setahun pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Sedangkan pupuk Makro sesuai dengan umur tanaman. Caranya dengan menaburkan memutar sesuai dengan lebar pendeknya tajuk tanaman. Siramkan pupuk organik SUPERNASA (0-3 thn) dan POWER NUTRITION (diatas 3 thn) dengan cara sesuai di atas . Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki tiap 1-2 bulan selama masih bisa dijangkau alat semprot. Pertumbuhan Durian yang telah menggunakan Produk Organik NASA Pohon Durian yang telah menggunakan Produk NASA, pertumbuhan buah duriannya sangat lebat.
PEMBUAHAN DI LUAR MUSIM
Caranya mengatur pembungaan di setiap pohon durian per blok, yaitu jika menginginkan panen durian bulan Agustus – November, maka sekitar bulan Maret tanaman pada blok diberi pupuk 1,5-2 kg NPK + 1 sendok makan POWER NUTRITION per 10 liter air per pohon dan akan lebih bagus ditambah penyemprotan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 7-10 hari sekali sebanyak 3-4 kali. Selain itu kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika waktu pengeringan turun hujan, tanah di sekeliling tanaman dalam radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air. Setelah bunga mekar dan menjadi buah atau 2 bulan setelah bunga mekar, tanaman diberi pupuk NPK dosis 0,5 – 1 kg per tanaman. Setelah terbentuk buah, usahakan tanaman tidak mengeluarkan tunas daun karena dapat menyebabkan terjadinya perebutan unsur hara antara buah dan daun, sehingga perlu disiram POWER NUTRITION lagi (1 botol untuk 30-50 pohon).
PENYERBUKAN
Tidak semua bunga bisa menjadi buah karena bunga durian mekar pada sore sampai malam hari sehingga tidak banyak serangga penyerbuk. Selain itu juga tidak semua bunga durian muncul secara bersamaan, padahal penyerbukan berhasil jika serbuk sari dan kepala putik harus matang secara bersamaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyerbukan buatan, caranya sapukan kuas halus pada bunga mekar pada malam hari. Untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas, sebaiknya dalam satu areal penanaman tidak hanya satu jenis varietas tertentu, tetapi dicampur dengan varietas yang lain.
PERAWATAN BUAH
Penyeleksian buah setelah berdiameter 5 cm. Sisakan dua buah terbaik, jarak ideal buah satu dengan yang lain sekitar 30 cm. Tanaman durian yang baru pertama kali berbuah sebaiknya dipelihara satu atau dua butir buah. Untuk mencegah kerontokan buah setelah buah berumur 10 hari sejak terbentuk, lebih bagus jika diberikan pupuk makro NPK (0,5-1 kg/pohon) ditambah POWER NUTRION (1 botol untuk 30-50 pohon).
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
1.
Penggerek Batang (Batocera sp. , Xyleutes sp.) Menyerang dengan cara
membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala serangan tanaman
layu, daun kering dan rontok akhirnya mati. Pengendalian; sanitas
kebun, potong dan musnahkan batang, dahan, atau ranting yang parah
terserang, tutup bekas lubang gerekan dengan kapas yang sudah diberi
PESTONA + POC NASA atau disemprotkan.
2.
Penggerek Buah (Tirathaha sp., Dacus dorsalis ) Gejala buah menjadi
busuk berulat dan akhirnya rontok. Semprotkan sejak awal dengan PESTONA
atau PENTANA + AERO 810 sejak buah berumur 1 minggu, Gunakan perangkap
Natural METILAT.
3. Kutu
Putih ( Pseudococus sp.) Hama ini menyerang dengan mengisap cairan dan
bisa sebagai pembawa penyakit embun jelaga dan penyebaran dibantu semut.
Gejala serangan daun keriting dan merana, sehingga bunga dan buah bisa
rontok. Semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
4. Ulat
Daun (Papilia sp., Setora sp., Lymatria sp.) Ketiga ulat menyerang
dengan cara memakan daun sehingga berlubang dan rusak. Semprotkan
PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
5. Penyakit
Kanker Batang (Phytophthora palmivora) Gejala serangan adanya luka yang
mengeluarkan lendir warna merah pada kulit batang bagian bawah dekat
tanah. Setelah batang busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun
layu dan rontok, dan akhirnya mati. Pengendalian dengan sanitasi kebun,
memperlebar jarak tanam, menekan gulma, pemangkasan, sejak awal sebelum
tanam sebarkan Natural GLIO atau oleskan pada batang yang luka kemudian
tutup dengan parafin, kerok batang terserang sampai warna coklat tidak
kelihatan kemudian semprot PESTONA + POC NASA.
6. Penyakit
Busuk Akar (Jamur Fusarium sp.) Jika dibelah, pada bagian korteks akan
tampak warna coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah
muda dengan bercak coklat. Tanaman yang terserang dimusnahkan dan
dibakar serta bekas lubang tanam ditaburi kapur + Natural GLIO, perbaiki
sistem drainase serta sejak awal pakai Natural GLIO sebagai pencegahan.
7. Penyakit
Bercak Daun (Jamur Colletotrichum sp.) Gejala adanya bercak-bercak
besar kering pada daun tanaman yang akhirnya berlubang. Potong daun
terserang, semprotkan Natural GLIO + POC NASA sebagai pencegahan gunakan
fungisida berbahan aktif tembaga.
8. Penyakit
Jamur Upas (pink disease) Gejala munculnya cairan kuning pada bagian
batang terserang dan diselimuti dengan benang-benang jamur berwarna
mengkilat berbentuk seperti laba-laba sehingga menyebabkan kematian pada
batang. Potong bagian terserang, kurangi kelembaban, Oleskan Natural
GLIO + POC NASA pada bagian terserang atau fungisida berbahan aktif
tembaga
9.
Penyakit Akar Putih (JamurRigodoporus lignosus) Daun kuning kemudian
coklat sebelum akhirnya mengerut dan gugur. Buang semua tanaman inang
dari areal kebun, gunakan Natural GLIO sebagai pencegahan.
10.
Penyakit Busuk Buah ( Jamur Phytophthora sp.) Gejala adanya
bercak-bercak basah berwarna coklat kehitaman pada kulit buah, kemudian
busuk dan pada bagian terserang terbentuk miselium dan sporangia
berwarna putih. Gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai tindakan
pencegahan, sanitasi kebun. Catatan : Jika pengendalian hama dan
penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative
terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per
tangki. Buah Durian sebesar Helm Full face.
PEMANENAN
Waktu panen berbeda tergantung jenis
varietas. Jenis monthong sekitar 125 – 135 hari setelah bunga mekar,
jenis chanee sekitar 110 – 116 hari setelah bunga mekar. Buah durian
mengalami tingkat kematangan sempurna 4 bulan setelah bunga mekar. Waktu
petik berdasar tanda-tanda fisik, misal ujung duri coklat tua,
garis-garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah
dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah membesar, baunya harum, terdengar
bunyi kasar dan bergema jika buah dipukul. Cara penen dengan memetik
atau memotong buah di pohon dengan pisau atau galah berpisau. Bagian
yang dipotong adalah tangkai buah dekat pangkal batang dan usahakan buah
durian tidak sampai terjatuh karena mengurangi kualitas buah.TEKNIS BUDIDAYA JERUK DENGAN TEKNOLOGI NASA
PENDAHULUAN
Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani jeruk serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan dan hormon alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah lingkungan akan meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.
SYARAT PERTUMBUHAN
Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok, derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
- Pembibitan
1.1. Cara
generatif Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah
dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3
hari hingga lendirnya hilang. Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm
dan dibuat petakan berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan.
Jarak petakan 0,5-1m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1
kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan
langsung disiram larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air. Persemaian diberi
atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya
20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran
pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1)
atau cukup dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4 tutup) +
HORMONIK (1 tutup) per 10-15 liter air.
1.2. Cara
Vegetatif Metode dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan
mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah
(understam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran
kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas
batang bawah yang biasa digunakan adalah Japanese citroen, Rough lemon,
Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange. Setelah penyambungan
tunas pucuk atau penempelan mata tempel, segera disemprot menggunakan
POC NASA (3-4 tutup/tangki ) + HORMONIK (1 tutup/tangki ).
2.
Pengolahan Media Tanam Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari
tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap
jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
(a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m;
(b) Manis : jarak tanam 7 x 7 m;
(c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m;
(d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m;
(e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m;
(f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.
Lubang
tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan
dengan tanah dari lapisan atas. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur
dengan 1-2 kg pupuk kandang dan Natural GLIO yang sudah
dikembangbiakkan.
Pengembangbiakan
Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100 kg pupuk
kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang
terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga
kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
3. Teknik
Penanaman Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau
jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim
hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
(a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan;
(b) Pengurangan akar;
(c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah
bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara
merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon. Hasil
akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan
SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 (satu) botol SUPER NASA diencerkan
dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1
liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon. Beri
mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitar
bibit. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk
menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya
saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik
kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela
diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi
sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
1. Penyulaman Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
2. Penyiangan Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
3.
Pembubunan Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah
ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu
dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4.
Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan
menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif. Dari
tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang
kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap
cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan
ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya
celupkan dulu gunting pangkas ke dalam alkohol. Ranting yang sakit
dibakar atau dikubur dalam tanah.
5.
Pemupukan Susulan Umur Dosis Pupuk Makro (gr/pohon) (tahun) Urea TSP KCl
1 80 170 170 2 160 325 250 3 250 500 325 4 325 170 425 5 400 210 500 6
500 250 600 7 600 300 700 8 700 325 780 9 780 390 850 10 850 425 900
> 10 Sebaiknya dilakukan analisis tanah Dosis POC NASA mulai awal
tanam : 0-3 2-3 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal
batang setiap 4-5 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun) > 3
3-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3-4 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun) Catatan: Akan
Lebih baik pemberian diselingi/ditambahSUPERNASA 1-2 kali/tahun dosis 1
botol untuk + 200 pohon. Cara lihat pada Teknik Penanaman (Point
3.1.2.2.)
6.
Penggunaan Hormonik Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman
berumur 2 tahun, atau diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui
penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA
ditambah 1 tutup Hormonik).
7.
Pengairan dan Penyiraman Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi
sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang
tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa. 8.
Penjarangan Buah Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan
penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta
kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena
sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam
satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai
utama dan sisakan hanya 2-3 buah.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama-hama yang biasa menyerang tanaman jeruk adalah sebagai berikut :
a. Kutu
loncat (Diaphorina citri.) Bagian diserang : tangkai, kuncup daun,
tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian:
menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang
dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.
b. Kutu
daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.) Bagian diserang :
tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun
dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat
peliang daun (Phyllocnistis citrella.) Bagian diserang : daun muda.
Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda
mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA.
Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau
(Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp) Bagian diserang :
tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada
buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan
PESTONA atau Natural BVR.
e.
Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) Bagian diserang : buah.
Gejala: lubang gerekan buah keluar getah. Pengendalian: memetik buah
yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu
penghisap daun (Helopeltis antonii.) Bagian diserang : tunas, daun muda
dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih
terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah
yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan PESTONA.
g. Thrips
(Scirtotfrips citri.) Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala:
helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas
menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan
kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak
terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai
mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu
dompolon (Planococcus citri.) Bagian diserang : tangkai buah. Gejala:
berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan
PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat
buah (Dacus sp.) Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala:
lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian
dalam buah. Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.
Sedangkan penyakit-penyakit yang sering menyerang tanaman jeruk adalah :
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina
citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala:
daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal
buah oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi
kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona
atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau
cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik
perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan
mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan
diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan
berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan
terhadap serangan penyakit.
c. Embun
tepung Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan
tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai
atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus
berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan
Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk
buah Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia
theobromae. Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat
berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari
kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam.
f. Busuk
akar dan pangkal batang Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian
diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung. Gejala:
tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan
pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi
tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada
awal tanam.
g. Buah
gugur prematur Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp.
Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat
minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada
awal tanam.
h. Jamur
upas Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala:
retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit
dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi
fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang
yang terinfeksi. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata
dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810,
dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
PANEN
Buah jeruk dipanen saat masak optimal
berumur + 28-36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik
dengan menggunakan gunting pangkas.TEKNIS BUDIDAYA SEMANGKA DENGAN TEKNOLOGI NASA
Kebutuhan
buah semangka di Indonesia cukup tinggi, hal ini tidak lepasa dari
kesadaran akan makanan bergizi serta relatif murahnya Tingkat dan
kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan
hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit
tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani. PT.
Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi
secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian
lingkungan (Aspek K-3).
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim :
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar
matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C.
Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
Media Tanam : Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan
tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada
jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 – 6,7.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
1.1.
Penyiapan Media Semai Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO
dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1
minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali
diaduk (dibalik). Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2
ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus
sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2
tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk
kandang (1-3 kg) .Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8×10 cm
sampai terisi hingga 90%.
1.2.
Teknik Perkecambahan Benih Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat,
kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1
sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil,
dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah
diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain
kemudian dimasukkan koran lagi.
1.3.
Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit Media semai disiram air bersih
secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm,
langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm. Kantong persemaian
diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi
perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin
setiap 3 – 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14
hari bibit siap ditanam.
2. Pengolahan Media Tanam
2.1. Pembukaan Lahan Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.
2.2. Pembentukan Bedengan Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.
2.3.
Pengapuran Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan
150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6
dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
2.4.
Pemupukan Dasar Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan
bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam. Pupuk anorganik berupa TSP
(200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha). Siramkan POC NASA yang
telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2
botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan
SUPERNASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara : Alternatif 1 : Satu
botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan. Alternatif 2 : Setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1
peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
2.5.
Lain-lain Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa
dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya
tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk
perambatan semangka dan peletakan buah.
3. Teknik Penanaman
3.1.
Pembuatan Lubang Tanaman Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan
kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak
antara lubang sekitar 90-100 cm.
3.2. Waktu Penanaman Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.
4. Pemeliharaan Tanaman
4.1. Penyulaman Sebaiknya dilakukan 3 – 5 hari setelah tanam.
4.2.
Penyiangan Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan
pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang
tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang
tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai
daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong
karena mengganggu pertumbuhan buah.
4.3.
Perempelan Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna
karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang
berkembang.
4.4.
Pengairan dan Penyiraman Pengairan melalui saluran diantara bedengan
atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh
berlebihan.
4.5. Pemupukan Waktu Dosis Pupuk Makro (kg/ ha) ZA TSP KCl
Susulan I (3 hari) 40 - 40
Susulan II Daun 4-6 helai 120 85 80
Susulan III Batang 45–55 cm 170 - 30
Susulan IV Tanaman bunga 130 - 30
Susulan V Buah masih pentil 80 - 30 POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu POC NASA disemprotkan ke tanaman
- alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
- alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki
Waktu Dosis Pupuk Makro (kg/ ha) ZA TSP KCl
- Susulan I (3 hari) 40 - 40
- Susulan II Daun 4-6 helai 120 85 80
- Susulan III Batang 45–55 cm 170 - 30
- Susulan IV Tanaman bunga 130 - 30
- Susulan V Buah masih pentil 80 - 30
POC NASA ( per ha ) Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu POC NASA disemprotkan ke tanaman
- alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
- alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki
4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Dosis
HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA
setiap tangki semprot. Penyemprotan pada umur 21 – 70 hari, interval 7
hari sekali.
4.7.
Pemeliharaan Lain Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m
dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman
diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ±
2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat
ketidakmerataan terkena sinar matahari.
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a.
Thrips Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai
sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam
hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR
atau Pestona.
b.
Ulat Perusak Daun Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau
bergaris kuning, gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya
dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan
penyemprotan Natural Vitura atau Pestona.
c.
Tungau Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan
berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring
sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat.
Pengendalian: semprot Natural BVR atau PESTONA.
d.
Ulat Tanah Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang
tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang
daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan
untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat
disekitarnya; (2) pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi
atau Pestona.
e.
Lalat Buah Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning
dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan :
terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging
buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian :
membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan
dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot Pestona.
2. Penyakit
a.
Layu Fusarium Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh
jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman
yang tadinya lebat dan subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa
tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum
ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.
b.
Bercak Daun Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman
lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak
kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau
terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian:
seperti pada penyakit layu fusarium.
c.
Antraknosa Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun
terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan
akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah
jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: seperti
pengendalian penyakit layu fusarium.
d.
Busuk Semai Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang
bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian:
pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.
e.
Busuk Buah Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah
menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian:
hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama
pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu
siang hari tidak berawan/hujan.
f.
Karat Daun Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang
berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang,
cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur
pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Catatan :
Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan
pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2
tutup)/tangki.
PANEN
1.
Ciri dan Umur Panen Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman.
Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai
mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).
2.
Cara Panen Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah
sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama
dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan
buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
TEKNIS BUDIDAYA TOMAT DENGAN PRODUK NASA
Tomat merupakan komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani. PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi tomat secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.
FASE PRA TANAM TOMAT
1. Syarat
Tumbuh : Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi. Tanahnya
gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH
antara 5 – 6. Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi
dapat menghambat persarian. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25%
akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2
menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi
juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya
bagi tanaman.
2. Pola
Tanam Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan
kacang-kacangan. Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela
untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad
pengganggu.
3.
Penyiapan Lahan Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak
ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang . Untuk mengurangi
nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu Bila
pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta
diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam.
Buatlah
bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk
barisan tunggal Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan
kedalaman 30 cm untuk pembuangan air. Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA +
7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan
dengan tanah Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg /
1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
Siramkan
pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan
dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti POP
SUPERNASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- Alternatif 1 : Satu botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan POP SUPERNASA untuk menyiram + 10 meter bedengan. Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4.
Pemilihan Bibit Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd ).
Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke
lapangan. Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu
pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab). FASE
PERSEMAIAN (0-30 HSS) Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah
dan pupuk kandang 25 – 30 kg + Natural GLIO (1:1). Masukkan dalam
polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa Sebarlah benih
secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag. Setelah benih
berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan
dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media
tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2
tutup/tangki.
Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu. Bibit siap tanam umur 3 – 4 minggu, berdaun 5-6. Penanaman sore hari. Buka polibag plastik. Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya. Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air. Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam.
Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA. Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian. Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat.
FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air. Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air. Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm). Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari. Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam. Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali. Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak. Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
FASE GENERATIF (30 – 80 HST)
- Pengelolaan Tanaman
Jika tanpa
mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari. Untuk
merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas
tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang
utama / tanaman. Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan
cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih
lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur
menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan
tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas
terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek.
Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila
jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah. Semprotkan POC NASA dan HORMONIK
setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup
HORMONIK/tangki. – Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata
tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
- Pengamatan Hama dan Penyakit.
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA.
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. – - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida).
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO. Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
FASE PANEN & PASCA PANEN (80 – 130 HST)
Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh. Interval pemetikan 2-3 hari sekali. Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang. Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting. Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan. Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.
TEKNIS BUDIDAYA PEPAYA MENGGUNAKAN PRODUK NASA
A. SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman
pepaya dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 – 1000 mdpl,
curah hujan 1000 – 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 – 26 derajat C
dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang
sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur, mengandung humus dan
harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6
-7.
B. PEMBIBITAN
1.
Persyaratan Bibit/Benih Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil
dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan.
Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang
dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji
terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh. Biji yang segar digunakan
sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu
masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
2.
Penyiapan Benih Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman).
Benih direndam dalam larutan POC NASA 2 cc/liter selama 1-2 jam,
ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai dalam polybag
ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah
yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan
diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 30 gram Natural GLIO.
3. Teknik
Penyemaian Benih Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup
dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah
12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap
ditanam. Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu.
Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu
dipindahkan ke kebun.
4.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Pada persemaian biji-biji ditaburkan
dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5 – 10 cm. Biji tidak boleh
dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan
yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. Semprotkan
POC NASA seminggu sekali dosis 2 tutup/tangki
5.
Pemindahan Bibit Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 – 3 bulan
dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan. C. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
1. Persiapan Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain,
kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan. 2. Pembentukan Bedengan
Bentuk bedengan berukuran lebar 200 – 250 cm, tinggi 20 – 30 cm, panjang
secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm. Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40
cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m. 3. Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari
5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan
biarkan 1-2 minggu.
4.
Pemupukan Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus
dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek
pupuk kandang yang telah matang atau dengan SUPERNASA.
D. TEKNIK PENANAMAN
1.
Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang
digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh
cukup sinar matahari. – - Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah
yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2 – 3 blek. Jika pupuk kandang
tidak tersedia dapat dipakai SUPERNASA dengan cara disiramkan kelubang
tanam dosis 1 sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang – lubang yang
ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah
mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang
tersebut diatas dibuat 1-2 bulan penanaman. Apabila biji ditanam
langsung ke kebun, maka lubang – lubang pertanaman harus digali terlebih
dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5
bulan sebelum musim hujan.
2. Cara
Penanaman Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan
kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau
berkelamin dua.
E. PEMELIHARAAN TANAMAN
1.
Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan tanaman dilakukan untuk
memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal
ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
2.
Penyiangan Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya,
memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun
tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung
dari keadaan.
3.
Pembubunan Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya,
memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus
didangiri tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
4.
Pemupukan Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk
organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga
kelembaban tanah. PT Natural Nusantara merekomendasikan pemakaian pupuk
organik Nasa untuk peningkatan produksi tanaman buah pepaya.
Cara pemberian pupuk:
- Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.
- Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl
- Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl
- Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl Siramkan SUPERNASA ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali
- Lakukan penyemprotan POC NASA dosis 3 tutup / tangki setiap 1-2 minggu sekali setelah tanam sampai umur 2-3 bulan Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 – 4 tutup ditambah HORMONIK dosis 1 – 2 tutup / tangki. Penyemprotan hati – hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman bisa disiramkan.
5.
Pengairan dan Penyiraman Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi
tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus
diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan
bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau,
tanaman pepaya harus sering disirami.
F. HAMA DAN PENYAKIT
1. Kutu
tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 – 3 mm berwarna
hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian
belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang
bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan
pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut. Pengendalian : semprot
dengan Natural BVR atau PESTONA secara bergantian.
2. Penyakit
yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan
oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal
batang dan nematoda. Penyakit mati bujang diisebabkan oleh jamur
Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum.
Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang
baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke
lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur
Meloidogyne incognita.
3. Nematoda.
Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam
pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang
terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati.
Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam
G. PANEN DAN PASCA PANEN
1. Ciri dan
Umur Panen Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah
pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda
kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani
yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
2. Cara
Panen Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya
panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan “songgo” (berupa bambu yang
pada ujungnya berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga
agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik). 3. Periode Panen
Panen dilakukan setiap 10 hari sekali.
TEKNIS BUDIDAYA STROBERI DENGAN PRODUK NASA
Budidaya strowberry merupakan prospek agribisnis strowberry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat. Dengan semangat ramah lingkungan PT. Natural Nusantara berperan dalam meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian terhadap lingkungan pada budidaya strowberi ini.
SYARAT PERTUMBUHAN
Lama penyinaran matahari 8 - 10 jam hari. Curah hujan berkisar 600 700 mm pertahun. Suhu udara optimum antara 17°C - 20°C dan suhu udara minimum antara 4°C - 5°C dengan kelembaban udara 80% - 90%.Ketinggian tempat yang ideal antara 1000-2000 m dpl
PENGOLAHAN LAHAN
Sebelum lahan dibajak digenangi air lebih dahulu semalam. Keesokan harinya dilakukan pembajakan sedalam sekitar 30 cm, setelah itu tanah dilakukan pengeringan baru dihaluskan.
PEMBENTUKAN BEDENGAN
Bentuk bedengan dengan ukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30 - 40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, panjang menyesuaikan keadaan lahan.
PENGAPURAN
Berikan dolomit sekitar 100-200 kg per 1000 m2 sesuai kondisi lahan.
PEMUPUKAN DASAR
Taburkan pupuk UREA 20 kg + TSP 25 kg + KCl 10 kg dan Pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. POC NASA disiramkan 500 ml atau 1 botol/1000 m2 ditambahkan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, POC NASA diganti SUPERNASA caranya yaitu 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter sebagai larutan induk, kemudian ambil 50 liter air dan tambahkan 200 cc larutan induk tadi.Setelah itu siramkan ke bedengan secara merata. 1 botol SUPERNASA bisa untuk 1000-2000 m2 PEMBERIAN NATURAL GLIO Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur utamanya penyakit layu tebarkan Natural GLIO yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu. 1 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-30 kg pupuk kandang untuk luasan sekitar 1000 m2.
PEMASANGAN MULSA
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.
PEMBUATAN LUBANG TANAM
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat. CARA PENANAMAN Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
PENYULAMAN
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada gulma/ rumput liar yang menyaingi kehidupan tanaman
PEMANGKASAN
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
PEMUPUKAN SUSULAN
Pupuk diberikan pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/ tanaman. Pemupukan tergantung juga jenis dan kondisi tanah setempat. PENGGUNAAN POC NASA + HORMONIK Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki 14 liter 1 bulan setelah tanam dengan interval 7-10 hari sekali.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
- H A M A
- Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii). Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR sejak awal Tungau (Tetranychus sp -Tarsonemus sp). Bagian yang diserang: daun,tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok. Pencegahan sejak awal PENTANA + AERO 810 atau NATURAL BVR.
- Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus). Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
- PENYAKIT
- Layu verticillium (Verticillium dahliae). Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun, pencegahan gunakan Natural GLIO sebelum tanam.
- Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/ Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer ). Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh. Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, pencegahan gunakan Natural GLIO sebelum tanam yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.
- Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani). Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala ;Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkan Phytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan. Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman, pencegahan berikan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang sebelum tanam.
- Empulur merah (Phytophtora fragrariae). Bagian yang diserang adalah perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah. Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat, pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang matang sebelum tanam.
Subscribe to:
Posts (Atom)