Showing posts with label TANAMAN PANGAN. Show all posts
Showing posts with label TANAMAN PANGAN. Show all posts

Saturday, April 18, 2020

POC Nasa

(NASA) POC Nasa - 500 cc


KODE : NASA
ISI : 500 cc

POC-NASA adalah Pupuk Organik Cair produksi PT Natural Nusantara (NASA). Formula ini dirancang secara khusus terutama untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lengkap pada tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan-bahan organik.

Manfaat dan fungsi POC Nasa :

  1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta kelestarian (aspek K-3: Kuantitas Kualitas- Kelestarian).
  2. Menjadikan tanah yang keras berangsur angsur menjadi gembur.
  3. Melarutkan sisa pupuk kimia di tanah (dapat dimanfaatkan tanaman).
  4. Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap.
  5. Dapat mengurangi penggunaan Urea, SP 36 dan KCl + 12,5% 25%.
  6. Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang.
  7. Memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah( mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin).
  8. Membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum dll).
  9. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit.
  10. Meningkatkan bobot unggas (ayam, Bebek, dll), ternak besar (sapi, kambing dll), ikan serta udanag .
  11. Meningkatkan nafsu makan unggas, ternak dan ikan/udang.
  12. Membantu pembentukan pakan alami ikan dan udang (plankton).

Kandungan :

N 0.12 %, P2O5 0.03 %, K 0.31 %, Ca 60.40 ppm, S 0.12 %, Mg 16.88 ppm, Cl 0.29 %, Mn 2.46 ppm, Fe 12.89 ppm, Cu < 0.03 ppm, Zn 4.71 ppm, Na 0.15 %, B 60.84 ppm, Si 0.01 %, Co < 0.05 ppm, Al 6.38 ppm, NaCl 0.98 %, Se 0.11 ppm, As 0.11 ppm, Cr < 0.06 ppm, Mo < 0.2 ppm, V < 0.04 ppm, SO4 0.35 %, C/N ratio 0.86 %, ph 7.5, Lemak 0.44 %, Protein 0.72 %

Kandungan Lain :

  1. Asam-asam organik (Humat 0,01%, Vulvat, dll)
  2. Zat Pemicu Tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin.
  3. Untuk hasil yang lebih optimal, sangat bagus jika dalam aplikasi dipadukan dengan HORMONIK

Hormonik

(HRN) Hormonik - 100 cc


KODE : HRN
ISI : 100 cc

HORMONIK merupakan produk Hormon yang bersifat organik yang berfungsi sebagai Zat Perangsang Tumbuh Organik yang diproduksi oleh PT Natural Nusantara.
Hormon yang terkandung di dalam produk HORMONIK Nasa ini adalah senyawa alami Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang dapat mengatur pertumbuhan tanaman yang terdiri dari hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin.
Produk HORMONIK ini diproses dengan formula khusus dari bahan alami yang sangat dibutuhkan semua jenis tanaman. Produk hormon organik dari Nasa ini sangat aman digunakan baik bagi kesehatan manusia, binatang maupun kesehatan lingkungan.

Kegunaan Hormonik Nasa

  1. Mempercepat proses pertumbuhan pada tanaman dan akar
  2. Memperbesar dan memperbanyak umbi
  3. Mengurangi kerontokan pada bunga dan buah
  4. Memperbesar dan memperbanyak buah
  5. Meningkatkan keawetan hasil panen
  6. Memacu dan meningkatkan bobot pada hewan ternak/unggas.

Cara Pemakaian Hormonik Nasa

  1. Kocok dahulu sebelum digunakan
  2. Dosis : 1 – 2 cc HORMONIK per 1 liter air.
  3. Penggunaan lebih optimal jika dicampur dengan POC Nasa (dosis 1 tutup Hormonik + 3 tutup POC Nasa ) per tangki.
  4. Penggunaan dengan cara disemprotkan terutama pada daun tanaman hingga merata.
  5. Tanaman semusim : mulai pertengahan usia tanaman hingga menjelang reproduksi, yaitu sebelum berbunga/ berumbi (3-6 kali semprot). Penggunaan semenjak awal tanam lebih baik.
  6. Tanaman tahunan : 2-4 bulan sebelum berbunga/berbuah ( 3-6 kali semprot).
  7. Unggas : 1 – 2 tutup Hormonik + 1 botol (500 cc) POC Nasa / Viterna Plus, kemudian 1-2 cc dari campuran tersebut dilarutkan dalam 1 liter air minum diberikan ke unggas (ayam) setiap hari satu kali.

Tuesday, October 24, 2017

TEKNIS BUDIDAYA KENTANG DENGAN PRODUK NASA


  1. PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan produksi kentang nasional secara kuantitas, kualitas dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek 3K).

B. SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.
2. Media Tanam Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.

C. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam. Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).
2. Pengolahan Media Tanam Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).
3. Teknik Penanaman
Pemupukan Dasar Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha). Taburkan pupuk SUPERNASA / SUPERNASA GRANUL yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, 3-6kg SUPERNASA/ 30 - 60kg SUPERNASA GRANUL 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan cara :
  • Alternatif 1 : Satu botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan. jika menggunakan SUPERNASA GRANUL bisa langsung di tabur dengan mudah
Cara Penanaman Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).
4. Pemeliharaan Tanaman
  • Penyulaman Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.
  • Penyiangan Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
  • Pemangkasan Bunga Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
  • Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha. SP-36: 21 hst 250 kg/ha. KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha. Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA + HORMONIK : mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu. Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air. Alternatif II : 5 – 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt air.
c. HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).
  • Pengairan, 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

D. HAMA DAN PENYAKIT
Hama yang biasa menyerang tanaman kentang adalah :
1. Hama Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan. Kutu daun (Aphis Sp) Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta penyemprotan Pestona atau BVR.
2. Orong-orong (Gryllotalpa Sp) Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.
3. Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael) Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pengocoran Pestona.
4. Hama trip ( Thrips tabaci ) Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) mengunakan Pestona atau BVR.
Penyakit yang biasa menyerang tanaman Kentang adalah :
  1. Penyakit busuk daun,  Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
  2. Penyakit layu bakteri Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
  3. Penyakit busuk umbi Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam
  4. Penyakit fusarium Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
  5. Penyakit bercak kering (Early Blight) Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam
  6. Penyakit karena virus Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

E. PANEN
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

Teknik Budidaya KACANG TANAH Dengan Produk NASA


Cara menanam kacang tanah dengan produk NASA sangat perlu diketahui oleh para petani, agar bisa menghasilkan panen dengan jumlah dan kualitas yang tinggi. Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya bvm mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya. PT. Natural Nusantara (NASA) berusaha berperan meningkatkan produksi kacang tanah secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K-3 ).
SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2. Media Tanam Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur. pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
1.1. Persyaratan Benih Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah : Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain. Kadar air benih berkisar 9-12 %.
1.2. Penyiapan Benih Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
2. Pengolahan Media Tanam
2.1. Persiapan dan Pembukaan lahan Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
2.2. Pembentukan Bedengan Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
2.3. Pengapuran Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 – 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
2.4. Pemberian Natural GLIO Untuk mencegah terjadinya serangan jamur berikan Natural GLIO. Pengembangbiakan Natural GLIO dengan cara: 1-2 sachet Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik) . Pemberian Natural GLIO pada sore hari.
2.5. Pemberian Pupuk Makro dan SUPER NASA Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah : Pupuk kandang 2 – 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb : alternatif 1 : Satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. alternatif 2 : Setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 meter bedengan. Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
3. Teknik Penanaman
3.1. Penentuan Pola Tanam Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
3.2. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3.3. Perendaman Benih dengan POC NASA Pilih benih yang baik dan agar benih dapat berkecambah dengan cepat dan serempak, benih direndam dalam larutan POC NASA (1-2 cc/liter air) selama + 0,5 1 jam.
3.4. Cara Penanaman Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).
4. Pemeliharaan Tanaman
4.1. Penyulaman Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
4.2. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
4.3. Pemberian POC NASA dan HORMONIK Penyemprotan POC NASA dilakukan 2 minggu sekali semenjak berumur 1-2 minggu (4-5 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan.
4.4. Pengairan dan Penyiraman Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.
4.5. Pemeliharaan Lain Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).

5. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
a. Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d. Ulat Jengkal (Plusia sp) Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
e. Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga.
Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.
5.2. Penyakit
a. Penyakit layu atau “Omo Wedang” Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
b. Penyakit sapu setan Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
c. Penyakit Bercak Daun Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
d. Penyakit Gapong Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
e. Penyakit Sclerotium Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
f. Penyakit Karat Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

D. PANEN
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain : Batang mulai mengeras. Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. Warna polong coklat kehitam-hitaman.

KETELA POHON / SINGKONG ( Manihot utilissima Pohl )


 
SYARAT PETUMBUHAN
  • Curah hujan antara 1.500-2.500   mm/tahun
  • Suhu udara minimal sekitar 10 derajat C            
  • Kelembaban udara optimal antara 60-65%
  • Sinar matahari sekitar 10 jam/hari untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
  • Tanah  berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik
  • Jenis tanah yang sesuai  aluvial,latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
  • pH ideal 5,8.
  • Ketinggian tempat yang baik dan ideal antara 10–700 m dpl

PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
  • Bibit berupa stek batang berasal tanaman induk cukup tua (10-12 bulan)
  • Stek pilih batang bagian bawah sampai tengah yang pertumbuhannya normal, sehat dan seragam
  • Batang telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus dan belum tumbuh tunas-tunas baru
  • Stek terpilih diikat antara 25–30 batang stek.
Pengolahan Lahan
  • Bersihkan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar  tanaman sebelumnya
  • Lakukan pembajakan tanah
  • Buat bedengan sesuai ukuran yang dikehendaki untuk mempermudah pemeliharaan
  • Lakukan pengapuran dengan kapur kalsit/kaptan (CaCO3) atau Dolomit dengan dosis 1-2,5 ton/ha
  • Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang atau SUPERNASA
Teknik Penanaman
  • Waktu tanam yang bagus awal musim hujan
  • Jarak tanam pola monokultur 100 x 100 cm atau 100 x 60 cm
  • Jarak tanam pola tumpang sari 150 x 100 cm atau 300 x 150 cm
  • Cara penanaman dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon
  • Stek batang direndam dengan 3-5 ml POC NASA + 1 ml HORMONIK per liter  +  30-60 menit
  • Angkat dan tiriskan bibit stek lalu keringanginkan
  • Kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
Penyulaman
  • Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan
  • Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari
  • Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman
Penyiangan
  • Buang semua jenis rumput/ tanaman liar/gulma yang hidup di sekitar tanaman
  • Dalam satu musim penanaman minimal 2 (dua) kali penyiangan.
Pembubunan
  • Gemburkan tanah di sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan
  • Waktu pembubunan dapat bersamaan dengan penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya
Perempalan/Pemangkasan
  • Perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai 2 atau 3 cabang agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang.
Pemupukan
  • Pupuk yang diberikan per Ha adalah Urea = 150 kg, SP-36 = 60, KCl = 120 kg, SUPERNASA = 10-20 botol (@ 250 gr), POC NASA = 5-10 botol (@ 500 ml) dan HORMONIK = 5-10 botol (@ 100 ml)
  • Cara Pemupukan bisa dilihat tabel dibawah ini :

No
Nama Pupuk
Pupuk
 Dasar
1,5
 Bulan
3,5
Bulan
4
bulan
Keterangan
1.
Urea = 150 kg
50 kg
-
100 kg
-

2.
SP-36 = 60 kg
60 kg
-
-
-

3.
KCl = 120 kg
40 kg
-
80 kg
-

4.
SUPERNASA = 10 -20 botol
@ 250 gram
10 – 20 botol

-

-

-

Bisa dicampur NPK lalu ditaburkan
5
POC NASA
= 5 – 10 botol
@ 500 ml
-
4-6 tutup
per tangki
4-6 tutup
per tangki
4-6 tutup pertangki
Penyemprotan untuk luas 1000 m2, rata-rata menghabiskan 3 tangki (berkisar 2-4 tangki) vol. ± 15 ltr. Penyemprotan HORMONIK dicampur dengan POC NASA
6.
HARMONIK
= 5 – 10 botol
@ 100 ml
-
1-2 tutup pertangki

1-2 tutup pertangki
1-2 tutup pertangki
Catatan : Dosis Pupuk makro tidak mutlak seperti tabel, tapi bisa menggunakan pupuk makro sesuai  rekomendasi PPL atau Dinas Pertanian di daerah setempat ( dosis spesifik lokasi ) ditambah pupuk  dari NASA ( SUPERNASA, POC NASA  dan HORMONIK )

Pengairan dan Penyiraman
  • Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek
  • Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.

HAMA DAN PENYAKIT
Hama
a.Uret (Xylenthropus)
  • Ciri: berada dalam akar dari tanaman
  • Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi  rusak
  • Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam, sebar dedak halus yang telah dicampur PESTONA pada saat pengolahan lahan atau semprotkan PESTONA langsung ke lahan setiap 2-4 minggu sekali
b.Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
  • Ciri: menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun
  • Gejala: daun akan menjadi kering
  • Pengendalian:menanam varietas toleran dan Semprotkan PENTANA.
Penyakit
a.Bercak daun bakteri
  • Penyebab: Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG
  • Gejala: bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati
  • Pengendalian:menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun, semprot Natural GLIO sebagai pencegahan
b.Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)
  • Ciri: hidup di daun, akar dan batang.
  • Gejala: daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk
  • Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat serta sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur Pupuk Kandang matang atau kompos sebelum tanam sebagai pencegahan
c.Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
  • Penyebab: jamur atau cendawan yang hidup di dalam daun
  • Gejala: daun bercak-bercak coklat, mengering,lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati
  • Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.
d.Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
  • Penyebab: cendawan yang hidup pada daun.
  • Gejala: adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda
  • Pengendalian:memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit .
P A N E N
  • Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang
  • Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok
  • Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam
  • Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah
  • Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan
  • Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat  dilakukan pada saat pencabutan berlangsung
Catatan :
  1. Analisis Usaha tani tergantung oleh kondisi tanah, iklim, harga (saprodi, upah tenaga kerja  dan sewa lahan) dan sumber daya manusia (skill) di daerah setempat
  1. Keuntungan akan bertambah, jika sewa lahan tidak dihitung karena milik sendiri, serangan  hama  penyakit berkurang dan tenaga kerja sebagian dikerjakan sendiri
  2. Harga produk NASA menggunakan harga distributor Pulau Jawa

TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI MENGGUNAKAN PRODUK NASA


Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya kebutuhan kedelai. PT. NATURAL NUSANTARA berusaha membantu dalam peningkatan produksi secara kuantitas , kualitas dan kelestarian lingkungan sehingga kita bisa bersaing di era pasar bebas.

SYARAT TUMBUH
Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian < 600 m dpl.

PENGOLAHAN TANAH
Tanah dibajak, digaru dan diratakan Sisa-sisa gulma dibenamkan Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m Tanah dikeringanginkan tiga minggu baru ditanami Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA, cara penggunaannya sebagai berikut : Alternatif 1 = 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. Alternatif 2 = setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.

PENANAMAN
Rendam benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 15-30 menit dan dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan Waktu tanam yang baik akhir musim hujan

PENJARANGAN & PENYULAMAN
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyulaman sebaiknya sore hari.

PENYIANGAN
Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.

PEMBUBUNAN
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

PEMUPUKAN
Waktu dan Dosis Pupuk Makro.
  • 2 Minggu Setelah Tanam Urea 50 kg,  SP-36 40 kg, KCl 20 kg,
  • 6 Minggu Setelah Tanam 30 20 40 Total 80 kg 60 kg 60 kg
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi tanah.Dosis bisa sesuai petunjuk PPL / Dinas Pertanian setempat

Dosis pemupukan pupuk nasa
  • Pada awal tanam, taburkan POP SUPERNASA (250 gram) untuk 500 m² - 1000m² .
  • POC NASA diberikan 2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan ( 4 - 8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m² (10 - 20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3 - 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan, akan lebih aman jika disiramkan.

PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Aphis glycine Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian :
  • Jangan tanam tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan;
  • Buang bagian tanaman terserang dan bakar,
  • Gunakan musuh alami (predator maupun parasit);
  • Semprot Natural BVR atau PESTONA atau PENTANA+ AERO dilakukan pada permukaan daun bagian bawah.
2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa) Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan PESTONA
3. Ulat polong (Ettiela zinchenella) Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat kotoran ulat. Pencegahan: tanam tepat waktu, semprot PESTONA atau PENTANA + AERO
4. Kepik polong (Riptortis lincearis) Gejala: polong bercak-bercak hitam dan hampa. Pencegahan semprot PESTONA
5. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
6. Kepik hijau (Nezara viridula) Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pencegahan semprot PESTONA atau PENTANA + AERO
7. Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian : (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa Natural VITURA.
8. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.) Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO
9. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii) Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas tahan dan tebarkan Natural GLIO sebelum l tanam sebagai pencegahan
10.Anthraknose (Colletotrichum glycine) Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO
11.Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi) Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit; (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir sedikit. 12. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp) Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati. Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan; (2) Tebarkan Natural GLIO di awal

PANEN DAN PASCA PANEN
Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Perlu diperhatikan, kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 - 100 hari, sedangkan untuk benih umur 100 - 110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata. Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.

TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG PER HA


  1. BENIH
Kebutuhan benih per ha = 15 kg. Kebutuhan benih dapat berubah sesuai dengan varietas yang digunakan

  1. PENGOLAHAN LAHAN
    • Lahan diluku kemudian digaru dalam kondisi macak-macak
    • Lahan dileb, kemudian didiamkan selama minimal 7 hari dan dijaga kondisi lahan tetap lembab
    • Pupuk makro dasar sesuai dosis (lihat tabel) ditebarkan secara merata di lahan
    • SUPERNASA ditebarkan bersamaan dengan pupuk makro dasar atau diencerkan dengan air dan digemborkan merata ke lahan

  1. TANAM
    • Jarak Tanam  :  70 x 20 cm
    • Caranya dengan ditugal, 1 lubang diisi 1 biji

  1. DOSIS DAN APLIKASI PEMUPUKAN JAGUNG
    1. Formula Pupuk Makro
* Urea                    = 6 bagian
* ZA                      = 1 bagian
* SP – 36               = 2 bagian
* KCl                     = 4 bagian
* Dolomit              = 4 bagian   +
   TOTAL              = 17 bagian    
  1. Kebutuhan Pupuk Makro per Ha = 800 kg
* Urea                    = 6/17 x 800 kg           =  282 kg
* ZA                      = 1/17 x 800 kg           =    47 kg
* SP – 36               = 2/17 x 800 kg           =    95 kg
* KCl                     = 4/17 x 800 kg           =   188 kg
* Dolomit              = 4/17 x 800 kg           =   188 kg  +
   Total Pupuk Makro                               =  800 kg

  1. Kebutuhan SUPERNASA ( @ 250 gr / botol ) per Ha = 20 botol, POC NASA (@ 500 ml/botol) = 10 botol dan HORMONIK (@ 100 ml/botol) = 10 botol

  1. Tabel Dosis dan Interval Pemupukan Jagung per Ha
Hst = hari setelah tanam

Jenis Pupuk

Total

Pupuk Dasar
(Olah Tanah)
Pupuk Susulan I 21 hst
Pupuk Susulan II
42 hst

Keterangan
Urea = kg
282
70,5
141
70,5

  • Pupuk Makro Dasar ditebarkan
  • Pupuk Makro Susulan ditugal
ZA = kg
47
11,75
23,5
11,75
SP-36 = kg
95
95
-
-
KCl = kg
188
47
47
94
Dolomit = kg
188
188
-
-
SUPERNASA
( botol )

20

20


  • Dicampur Pupuk Makro Dasar atau diencerkan dan digemborkan
POC NASA
10
-
5
5
  • Semprotkan POC NASA 4-8 tutup  dicampur  dengan HORMONIK  1-2 tutup per tangki
HORMONIK
10
-
5
5
Catatan : Dosis Pupuk makro tidak mutlak seperti tabel, tapi bisa menggunakan pupuk makro sesuai  rekomendasi PPL atau Dinas Pertanian di daerah setempat ( dosis spesifik lokasi ) ditambah pupuk  dari NASA ( SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK)

  1. PEMELIHARAAN
    1. Pengairan, melihat kondisi kelembaban tanah
    2. Penyiangan dan Pembumbunan, melihat kondisi gulma dan tanaman
Pengendalian Hama dan Penyakit, sesuai dengan jenis hama penyakit dan tingkat serangan yang terjadi di lapangan

TEKNIS BUDIDAYA PADI PER HA



  1. PENYIAPAN LAHAN
    1. Kebutuhan benih per  ha  = 15 – 20 kg
    2. Perlakuan Benih
      • Benih direndam dalam larutan POC NASA 1 cc per lt selama satu malam
      • Diangkat dan ditiriskan kemudian diperam selama 2 hari di dalam karung dilapisi dengan plastik dan daun pisang
      • Bila sudah muncul calon akar sepanjang 1-2 mm, benih siap ditebar di lahan semaian. Bila calon akar terlalu panjang akan mudah patah dan mengurangi persentasi pertumbuhan benih
    3. Lahan persemaian = 1/40 dari luasan lahan
    4. Penyemprotan bibit, dilakukan umur 7-10 hari setelah semai dengan 2-3 tutup POC NASA dicampur 1 sendok makan Natural BVR per tangki

  1. PENGOLAHAN LAHAN
    1. Perbaikan pematang dan dinding sawah
    2. Lahan diari macak-macak
    3. pH yang ideal  5,5  - 7
    4. Penebaran Makro dasar sesuai dosis (lihat tabel)
    5. Aplikasi SUPERNASA dasar sesuai dosis (lihat tabel) dengan cara ditaburkan atau diencerkan dengan air secara merata di lahan
    6. Luku dan garu pertama
    7. Didiamkan untuk proses pemasakan lahan minimal 1 minggu ( kondisi air dijaga macak-macak dan jangan dibuang keluar lahan)
    8. Luku garu kedua
    9. Lahan siap ditanami

  1. PENANAMAN
    1. Bibit siap ditanam umur 21 hari
    2. Benih dicabut, diikat dan dibagi sesuai luasan lahan
    3. Jarak tanam 30 x 30 cm atau 25 x 25 cm
    4. Satu titik tanam diisi 2-3 batang bibit

  1. PEMUPUKAN
    1. Kebutuhan pupuk Makro per Ha = 600 kg
* Urea              =  200 kg
* Phonska        =  300 kg
* Dolomit        =  100 kg
-------------------------------- +
TOTAL            =  600 kg

  1. Kebutuhan Pupuk NASA
* SUPERNASA           @ 250 gr/botol per ha  = 20 botol
* POC NASA              @ 500 ml/botol per ha = 10 botol
* HORMONIK           @ 100 ml/botol per ha = 10 botol
* PESTONA               @ 500 ml/botol per ha = 10 botol
* Natural BVR           @ 100 gr/kotak per ha = 10 kotak
* Natural CORRIN    @ 100 gr/kotak per ha = 10 kotak
* PENTANA               @ 100 ml/botol per ha = 10 botol
* AERO 810               @ 250 ml/botol per ha =   5 botol

  1. Dosis dan Interval Pemupukan Padi per Ha

Jenis Pupuk
( kg )

Total
Pupuk Dasar
Pupuk Susulan I
3 MST
Pupuk Susulan II
6 MST

Keterangan
Urea
200
50
100
50
Pupuk Makro dasar ditebar merata di lahan
PHONSKA
300
100
150
50
Dolomit
100
100
-
-
SUPERNASA
20 btl
20



POC NASA
10 btl




HORMONIK
10 btl




Catatan :
  1. Dosis Pupuk makro tidak mutlak seperti tabel, tapi bisa menggunakan pupuk makro sesuai rekomendasi PPL atau Dinas Pertanian di daerah setempat ( dosis spesifik lokasi ) ditambah pupuk  dari NASA ( SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK )
  2. SUPERNASA ditebar bersamaan dengan Pupuk Makro Dasar atau diencerkan dengan air dan disiramkan merata ke lahan
  3. POC NASA dan HORMONIK  disemprotkan 3-5 tutup dan 1-2 tutup per tangki pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam, bisa ditambah  0,25 -0,5 tutup AERO 810
  4. Pada pemupukan susulan terakhir bias ditambah POWER NUTRITION 5-10 btl per ha

  1. Pemeliharaan
    1. Penyiangan, dilakukan umur 20, 35 dan 55 setelah tanam
    2. Pengairan, sesuai kebutuhan tanaman. Air harus ada pada saat fase awal pertumbuhan, pertumbuhan anakan, pembungaan dan masa bunting, pengeringan hanya dilakukan sebelum bunting untuk menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji
    3. Pengendalian Hama Penyakit,
      • sesuai dengan jenis hama penyakit dan tingkat serangan yang terjadi di lapangan.
      • Pembibitan dipakai Natural BVR untuk mencegah serangan Penggerek Batang Padi
      • Semprotkan PESTONA, PENTANA atau Natural BVR secara selang seling tiap 1-2 minggu sekali untuk mencegah serangan hama Penggerek Batang, wereng, hama putih palsu dan walang sangit
      • Untuk serangan jamur dan bakteri bisa digunakan CORRIN sejak awal sebagai tindakan pencegahan
      • Waspadalah terhadap hama Tikus dan burung
      • Jika pakai pestisida alami belum teratasi bisa dipakai pestisida kimia sebagai alternatif terakhir secara bijaksana